Sabtu, 02 Mei 2009

ANAK AUTIS KESULITAN PEROLEH PENDIDIKAN

Banda Aceh,
banyak orang tua yang memiliki anak autis, sukar memperoleh pendidikan dan terapi untuk buah hatinya. Padahal jika diobati secara dini dan rutin, anak autis bisa sembuh total.
Autisme adalah gangguan perkembangan kompleks akibat kerusakan otak. Kerusakan ini bisa menyebabkan gangguan perkembangan komunikasi, perilaku, kemampuan sosial, sensoris, dan belajar.
Saat ini di Aceh hanya ada satu tempat memberikan terapi, sekaligus pendidikan khusus kepada anak-anak yang mengalami gangguan perkembangan fisik dan mental, yakni di Buah hati School House, Blower Banda Aceh. Sedangkan untuk terapi wicara, hanya ada di kawasan Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh.
Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Dinas Pendidikan, membantu menunjuk beberapa Sekolah Dasar (SD) untuk menerima anak-anak autis memperoleh pendidikan. Menurut orang tua salah seorang anak autis, yang akrab dipanggil Mama Charlie, meskipun Pemko telah mengeluarkan SK menunjuk enam SD untuk menerima anak autis, sebagian besar SD tersebut menolah mentah-mentah anaknya. "Saya mengerti mengapa mereka menolak, anak saya dikhawatirkan mengganggu proses belajar mengajar didalam kelas", katanya miris.
Meskipun ada SD yang menerima anaknya bersekolah, biaya dibebankan untuk biaya pendidikan Charlie sama sekali tidak bisa dipenuhinya. "Ada SD yang menerima anak saya, namum biayanya tinggi sekali karena mereka harus menyediakan satu guru khusus untuk mengajari Charlie", ujarnya lagi.
Psykolog Poppy Amalya mengatakan, banyak anak-anak autis di Aceh sama sekali tidak mendapatkan akses pendidikan maupun terapi. Sebagian besar karena ketidaktahuan orang tua tentang tempat terapi dan kepasrahan, kalau anaknya tidak bisa disembuhkan.
"Padahal autis bisa disembuhkan total, jika mengikuti terapi perilaku dengan konsep Aplly Behaviour Analysis (BSA) sejak dini dan tidak terputus. Di Amerika sebagian anak autis yang berhasil sembuh mengikuti terapi ABA, kini menjadi orang-orang yang bisa berdiri sendiri dan sukses", papar Direktris Biro Psikologi Psikodinamika ini yakin.
Ketua Center for Aceh Justice and Peace (CAJP), Dewi Meuthia, memimpin kepedulian berbagai pihak untuk lebih memperhatikan keberadaan anak-anak autis di Aceh.
Dewi yakin, banyak orang tua memiliki anak berkemampuan khusus. Tapi mereka tidak mengetahui anaknya bisa diterapi dan sembuh. " Kami akan mengadakan sosialisasi tentang autisme, hingga ke daerah-daerah agar masyarakat mengetahui segala sesuatu tentang autis. Mengetahui ada tempat terapi dan sekolah bagi anak autis. ini juga bisa dijadikan masukan bagi Dinas Pendidikan Aceh untuk lebih peduli terhadap anak-anak berkemampuan khusus," harapnya.


Sumber: http://prov.bkkbn.go.id/nad/print.php?tid=2&rid=7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar